Senin, 02 September 2013

"DUGAAN KORUPSI BADAN USAHA LOGISTIK NEGARA (BULOG) - BAG. 2" By @TrioMacan2000



1. Saya lanjutkan kembali soal korupsi Bulog ya...Terutama terkait dgn impor beras yg jutaan ton setiap tahunnya
2. Kalau korupsi digudang2 Bulog mah ga besar..hny Rp. 25-50 / kg nya. Dikalikan jutaan ton emang gede juga. Ka Gudang setor ke atas
3. Maksudnya kepala gudang setor ke Ka Subdivre Bulog ( kepala dolog di kabupaten2) dan Kasudivre setor ke Kadivre ( ka dolog di provinsi)
4. Jasa angkutan utk pengiriman / distribusi beras Bulog juga pake korupsi. Per kg bisa capai Rp. 100-200. Gede jg krn dikalikan jutaan ton
5. Fee Jasa Angkutan beras ini berlaku utk domestik, interinsuler dan impor. Untuk impor sj ada Rp. 100/ kg. Kalau 2.75 juta ton = 275 M
6. Pelaku utama atau otak pengumpulan fee2 jasa angkutan beras Bulog ini ya lagi2 direktur pelayanan publik Bulog : Agusdien Farid
7. Kalau jasa angkutan utk beras2 bulog domestik/ interinsuler, fee Rp. 100-200 per kg itu jatah kadivre2 Bulog. Ya hitung saja sendiri hehe
8. Jadi, uang haram fee utk impor beras sekitar US$ 55 juta plus 275 M per tahun (2011). Sekitar 825 Milyar masuk kantong Agusdien Faried
9. Untuk beras Raskin adalagi modus korupsinya. Standar broken (beras patas) dimainkan. Harusnya 5% tp faktanya 15%. disini ada korupsi lg
10. Setiap tahun Bulog menyalurkan beras Raskin dlm bentuk Publik Service Obligation (PSO) pemerintah sebanyak 1.5 - 2 juta ton.
11. Karena beras Raskin ini dibagi2 gratis ke rakyat miskin, pengadaan berasnya pun dimainkan oleh Bulog. Broken 5% dimainkan jd 15%
12. Selisih karena prosentase patah/ broken itu sekitar Rp. 1000 sd 1.500 kg. Hitung saja berapa korupsi di Bulog akibat PSO Raskin ini
13. Sekitar 3-5 triliun uang korupsi di Bulog akibat PSO Raskin ini setiap tahun. Uang korupsi ini menyebar kemana2. Hanya 1-2 sj yg jd TSK
14. Pejabat Bulog hny bisa jadi tersangka dan masuk penjara dlm kasus pembagian beras Raskin jika warga miskin penerima protes dan melapor
15. Untuk impor beras Bulog ada 2 mekanisme : Pemerintah to Pemrintah (G to G) dan bisnis to bisnis (B to B). utk beras raskin pake G to G
16. Untuk pengadaan beras miskin / Raskin, Bulog menggunakan mekanisme G to G. Tapi utk pengadaan stok beras komersial pake B to B
17. Namun sebagian beras raskin yg diimpor dgn pola G to G tadi, ada juga sebagian yg dijual secara komersil ke pasar2 induk
18. Utk jasa angkutan Bulog, pengadaannya dilakukan oleh Div USAJANG ( usaha jasa pengangkutan) Bulog. Tapi ada monopoli disini.
19. Perusahaan2 jasa angkutan yg selalu dipakai Bulog atau diselalu ditunjuk Div Ujasang adalah perusahaan milik Cukong bernama JONG
20. Untuk mengelabui audit, JONG ini menyiapkan 7 - 10 perusahaan jasa penganguktan yg dipakai/ditunjuk Bulog secara bergiliran
21. Jong ini adalah pengusaha asal surabaya binaan Direktur OPP Bulog Agusdien Faridh sejak agusdien jadi kadivre Jawa Timurn
22. Jong ini sangat terkenal di BULOG karena royal, loyal dan jago mengamankan pemberian uang suapnya ke pejabat2 BULOG.
23. Ratusan M setiap tahun JONG memberikan uang suap kepada pejabat2 BULOG. Sebagian dia bantu pencucian uangnya melalui berbgai investasi
24. Dirut BULOG Soetarto Alimoeso jg kebagian paling besar. Pura2 ga tahu tapi terima suap. Mantan dirjen Tanaman Pangan ini teman SBY
25. Karena statusnya sbg teman sekolah SMA SBY dan donatur Cikeas, tdk ada yg berani usik Dirut Bulog Soetarto AM
26. Mentan Suswono dan Men BUMN @iskan_dahlan pun tidak berani usik2 korupsi Soetarto dan Bulog. Termasuk @KPK_RI dan @KEJAGUNG_RI. Amaaaan
27. Dpt kita simpulkan korupsi besar di Bulog itu : fee impor beras, selisih broken beras, fee jasa angkut, pengalihan raskin ke komersial
28. Permainan fee di gudang2 Dolog, pembelian beras ke petani dll. Kerugian negara setiap tahun diperkirakan sekitar 6 milyar
29. Maaf Typo,..maksudnya 6 Triliun. Uang haram 6 Triliun itu mengalir kemana2. Direksi, pejabat2 Bulog, Cikeas dll. Ada money laundry jg
30. sekian dulu korupsi di Bulog yg sdh jadi rahasia umum dan selalu terjadi sepanjang masa. Terima kasih. Semoga bermanfaat. MERDEKA !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar