Selasa, 27 Maret 2012

PENAIKAN HARGA - SEBUAH REPERTOAR

Kembali tahun ini diguncang dengan sebuah "lelakon" naiknya harga minyak dunia. Naiknya harga minyak dunia sekitar 15% memaksa sebuah bangsa menjalani lelakonnya. Memulai dengan bumbu-bumbu penyedap dan menyajikan dengan tanpa garnis, membuat seluruh ulayat bergejolak oleh peranan-peranan nafas kembang-kempis.

Kembali semua terulang, ketika langit menyajikan data dan fakta pendukung program mereka. Dan kembali pula bumi menyajikan tandingan-tandingan untuk menolak gagasan mereka. Hari kemarin 27 April 2012 telah dimulai acara perjalanan yang dibumbui teriakan-teriakan, dan kadang juga penyaluran emosi dan tenaga yang berlebihan pada hal-hal yang tidak semestinya. Lelakon itu memicu sebuah dinamika yang unik, yang selalu saja terjadi sama persis setiap kalinya. Dan kembali pula ditanggapi dengan tingkah laku yang sama pula, dan hasilnya juga sama seperti yang sudah-sudah.

Lelakon ini bukan tidak boleh terjadi, boleh saja lelakon ini terjadi. yang seharusnya tidak adalah penyikapan yang sama seperti yang sudah berlalu. Bukan saja langit yang menyengat panas, namun bumi juga menumpahkan magmanya menyemburkan ke arah langit. Sudah saatnya langit menaungi dengan awan dan bumi menyajikan permadani hijau-birunya.

Pengalihan itu benar, namun bumi masih mencium adanya proyek-proyek baru yang sarat cahaya yang menyilaukan. Kekhawatiran bumi akan air hujan yang tidak sampai ke bumi, dan kembali menguap di ruang-ruang udara atau bahkan ketika masih di langit.